1. Undang-undang tidak berlaku surut, maksudnya undang-undang hanya terhadap peristiwa yang disebutkan dalam undang-undang tersebut, dan terjadinya setelah undang-undang itu dinyatakan berlaku. Contoh Pasal 3 A.B, Pasal 1ayat (1) KUHP.
2. Undang-undang yang lebih rendah derajatnya tidak boleh bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi (asas tata jenjang), artinya peraturan yang dibuat oleh penguasa yang rendah tidak boleh bertentangan (dari segi isi) dengan peraturan yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi.
3. Undang-undang yang berlaku kemudian/belakangan membatalkan undang-undang yang berlaku terdahulu (lex posteriori derogat lex priori), dengan syarat, bahwa hal yang diatur adalah sama. Asas ini tidak berlaku bagi KUHP, karena itu sendiri mempunyai asas yang mengatakan, “bila ada perubahan berlakulah peraturan yang lebih baik bagi si tersangka “ (Pasal 1 ayat (2) KUHP.
4. Undang-undang yang lebih tinggi derajatnya membatalkan undang-undang yang mempunyai derajat yang lebih rendah (lex superior derogat lex inferiori), dengan syarat mengatur objek yang sama dan saling bertentangan. Maksudnya apabila ada dua macam undang-undang yang tidak sederajat mengatur objek yang sama dan saling bertentangan, maka hakim harus menerapkan undang-undang yang lebih tinggi, dan menyatakan bahwa undang-undang yang lebih rendah tidak mengikat.
5. Undang-undang khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum, (lex specialis derogat legi generalis), maksudnya apabila ada dua macam undang-undang yang setingkat dan berlaku pada waktu bersamaan serta saling bertentangan, hakim menerapkan yang khusus, dan mengesampingkan yang umum. Contoh KUHP terhadap UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
6. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat. Dalam hal ini menyangkut dengan adanya hak uji materiil dan kaitannya dengan asas kedaulatan rakyat. Sepanjang undang-Undang itu dibuat oleh badan negara yang memegang kedaulatan rakyat, maka biasanya asas ini.
Contoh: Pada masa berlakunya UUDS 1950. Dengan demikian, tidak semua negara menganut asas ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar dan sharing pengetahuan yang relevan disini